BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem
Terdapat 2 kelompok pendekatan yang
digunakan dalam mendefinisikan sistem, yaitu :
1. Lebih
menekankan pada prosedur yang digunakan dalam sistem dan mendefinisikan sistem
sebagai jaringan prosedur, metode, dan cara kerja yang saling berinteraksi dan
dilakukan untuk pencapaian suatu tujuan tertentu.
2. Lebih
menekankan pada elemen atau komponen penyusun sistem, mendefinisikan sebagai
kumpulan elemen baik abstrak maupun fisik yang saling berinteraksi untuk
mencapai tujuan tertentu.
Kedua definisi di atas sama benarnya dan tidak saling bertentangan. Yang
berbeda hanyalah cara pendekatan yang dilakukan pada sistem. Karena pada
hakekatnya setiap komponen sistem, untuk dapat saling berinteraksi dan untuk
dapat mencapai tujuan tertentu harus melakukan sejumlah prosedur, metode, dan
cara kerja yang juga saling berinteraksi. Beberapa karakteristik sistem
informasi adalah sasaran, sumber daya, jaringan komunikasi, konversi data,
masukan data, keluaran informasi, dan pengguna-pengguna informasi.
2.1.1 Sasaran
Setiap sistem berupaya mencapai satu atau lebih sasaran : artinya,
sasaran merupakan kekuatan pemotivasi yang mengarahkan suatu sistem.
2.1.2 Masukan – Proses – Keluaran
Masukan terdiri dari semua arus berwujud (tangible)
yang masuk ke dalam sistem di samping juga dampak tak berwujud (intangible)
terhadap sistem. Keluaran terdiri dari semua arus keluar atau hasil. Dan proses
terdiri dari metode yang digunakan untuk mengubah masukan menjadi keluaran.
Mekanisme kerja dalam suatu sistem dijelaskan dalam gambar berikut :
Gambar
2.1 Mekanisme Kerja Sistem
Sasaran sistem
mempengaruhi dan sering mengendalikan konten masukan menjadi keluaran.
2.1.3 Lingkungan
Setiap sistem (barangkali kecuali sistem jagad raya) secara fisik
terbatas. Alam yang terletak di luar suatu sistem dinamai lingkungan sistem.
Suatu batas sistem memisahkan sistem itu dengan lingkungannya. Walaupun
batas-batas sistem tertentu tidak kelihatan dan mungkin sukar ditetapkan secara
pasti, setiap sistem pasti dibatasi oleh batas-batas tertentu.
2.1.4 Saling Kebergantungan
Setiap sistem mempunyai saling kebergantungan. Selain memiliki
subsistem-subsistem yang erat berkaitan, suatu sistem pada dasarnya merupakan
bagian integral dari sistem lain yang lebih besar. Hubungan antara subsistem
dengan sistem dan dengan supersistem dinamai hirarki sistem.
2.1.5 Jaringan Kerja Sistem
Jaringan kerja sistem menggambarkan macam saling kebergantungan yang
lain. Jaringan kerja (network) terbentuk bilamana sebuah sistem
digabungkan dengan sistem lain yang tingkat hirarkinya sama. Sistem-sistem yang
membentuk jaringan kerja berinteraksi satu sama lain melalui penghubung
(kopling/coupling) atau batas bersama (shared boundaries) yang
dinamakan antarmuka (interfaces). Antarmuka ini memungkinkan sumber daya
mengalir di antara sistem-sistem yang berinteraksi.
Subsistem-subsistem yang saling bergantung dalam suatu sistem tunggal
juga membentuk jaringan kerja, karena mereka saling berhubungan. Sumber daya
mengalir di antara subsistem-subsistem, dengan keluaran dari satu subsistem
menjadi masukan bagi subsistem lain yang berantarmuka.
Konsep saling kebergantungan sistem ini berguna dalam studi sistem
informasi. Konsep ini mengingatkan analis bahwa sebuah sistem atau subsistem
tidak boleh dilihat secara terpisah dari sistem atau subsistem lain yang
terkait dengannya. Konsep ini juga mengatakan bahwa analis dapat berpindah ke
tingkat sistem yang lebih rendah hirarkinya guna menyempitkan cakupan analisis.
2.1.6 Kendala
Setiap sistem menghadapi kendala, batasan-batasan intern atau ekstern
yang menentukan konfigurasi atau kemampuan sistem. Batas / boundary
sistem, misalnya, merupakan kendala fisik yang menentukan ukuran dan bentuk
sistem. Dalam beberapa keadaan kendala dapat dihilangkan atau dikurangi. Cara
yang biasa digunakan untuk engurangi kendala yang mempengaruhi operasi dikenal
dengan dekopling (decoupling).
2.1.7 Pengendalian Sebagai Konsep Inti
Sistem
Pengendalian dapat dianggap sebagai konsepsi inti sistem, karena faktor
inilah yang menjiwai ide pokok dari pengembangan sebuah sistem dan sekaligus
juga merupakan manifestasi nyata dari tiap sistem. Sistem-sistem dibentuk
secara langsung atau tidak, untuk melakukan pengendalian, misal :
· Pemerintah dibentuk untuk menentukan
apa yang boleh dilakukan dalam masing-masing yuridiksinya.
· Sistem kardiovaskuler bertanggung jawab
untuk mengontrol aliran darah dan pendistribusian oksigen dalam tubuh.
Pengendalian bisa berarti menciptakan atau memelihari nilai atau
karakteristik suatu variabel agar selalu berada dalam batas yang telah
ditentukan. Melakukan pengendalian berarti menyebabkan segala sesuatu berjalan
sesuai keinginan atau rencana sehingga suatu tujuan akhir bisa tercapai. Setiap
sistem harus mengatur subsistem-subsistemnya agar dapat mencapai sasaran.
Pengendalian adalah proses regulasi (pengaturan) yang dilakukan sistem untuk
mengoreksi setiap penyimpangan dari rangkaian langkah menuju sasaran yang
diinginkan. Pengendalian anggaran, pengendalian mutu, pengendalian kredit, dan
pengendalian sediaan, merupakan proses-proses pengendalian yang biasa dilakukan
perusahaan.
Pengendalian yang efektif tergantung pada umpan balik. Melalui umpan
balik, keluaran sistem dukur terhadap standar untuk menentukan penyimpangan,
yang kemudian dikoreksi dengan mengubah masukan atau proses. Pengendalian yang
efektif dalam konteks suatu sistem juga ditegaskan dengan kaidah keragaman
keperalihan (law of requisite Variety). Menurut kaidah ini, sistem yang
baik harus memiliki satu atau lebih mekanisme atau variasi pengendalian untuk
menanggulangi setiap kemungkinan keadaan lepas kendali.
2.2 Konsep Dasar Informasi
Informasi dibutuhkan oleh manajemen untuk menghindari proses enthropi.
Proses enthropi adalah proses berakhirnya keberadaan suatu sistem manajemen
yang didahului kondisi tanpa pola dan tidak menentu. Informasi adalah hasil
pengolahan data yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Data
sebagai bahan baku informasi adalah gambaran kejadian yang berwujud karakter,
angka, atau simbol tertentu yang memiliki arti.
2.2.1 Siklus Informasi
Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat berbicara
banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data yang diolah melalui suatu
model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat
suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan tindakan lain
yang akan membuat sejumlah data kembali. Data yang ditangkap dianggap sebagai
input, diproses kembali melalui model dan seterusnya membentuk suatu siklus.
Menurut John Burch dan Gary Grudnitski, ("Information Systems Theory and
Practice", John Wiley and Sons, New York 1986) siklus ini disebut dengan
Siklus Informasi (Information Cycle) atau Siklus Pengolahan Data ( Data
Processing Cycle).
Gambar 2.2 Siklus informasi
2.2.2 Kualitas Informasi
Agar informasi dapat mempunyai manfaat dalam proses pengambilan
keputusan, informasi harus mempunyai kualitas dan nilai. Kriteria kualitas
informasi adalah :
§ Akurat : yang berarti informasi harus
tidak bias atau menyesatkan dan bebas dari kesalahan.
§ Tepat waktu : yang berarti informasi
yang sampai kepada penerima tidak boleh terlambat. Mahalnya nilai informasi
saat ini adalah karena harus cepatnya informasi tersebut didapatkan, sehingga
diperlukan teknologi mutakhir untuk mendapatkan, mengolah, dan mengirimkan.
§ Relevan : yang berarti informasi harus
mempunyai manfaat bagi pihak yang menerimanya.
2.2.3 Konsep Umpan Balik Informasi
Konsep umpan balik informasi menjelaskan perihal pencarian sasaran dan
saling mempengaruhi antar bagian sistem yang mengkoreksi dengan sendirinya.
Pada dasarnya konsep umpan balik ini berkaitan dengan cara informasi digunakan
untuk maksud pengendalian. Pengendalian sebagai konsepsi inti sistem sangat
membutuhkan umpan balik informasi. Informasi tentang mekanisme sistem atau
input sistem jika perlu, untuk menjaga agar sistem bekerja sesuai dengan
rencana pencapaian sistem.
2.2.4 Pendekatan Sistem Dalam Pertukaran
Informasi
Pendekatan sistem adalah suatu gagasan yang bersumber pada paham
sinergistik yang menyatakan bahwa total keluaran suatu organisasi dapat
ditingkatkan jika bagian-bagian komponennya dapat diintegrasikan. Penerapan
konsep umpan balik informasi, yang juga merupakan pengertian dasar pendekatan
sistem, selaras dengan paham sinergistik.
Pada masa lalu, efektivitas organisasi bisnis berada di bawah titip
optimum kaarena terhambatnya komunikasi, yang dapat disebabkan oleh birokrasi
atau ketiadaan teknologi. Dewasa ini ketika kemajuan teknologi yang semakin
pesat menyebabkan umur hidup relatif bertambah pendek, organisasi bisnis mulai
membutuhkan suatu sistem yang bisa mengintegrasikan bagian atau sub sistem yang
ada, melalui pertukaran informasi agar tetap hidup.
Pendekatan sistem diperlukan untuk mengubah mekanisme pertukaran
informasi antara setiap bagian sistem yang terhubungkan melalui jalur
kewenangan klasik, agar menjadi hubungan informasi antar setiap bagian sistem
secara terintegrasi.
2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi
Telah diketahui bahwa informasi
merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.
Informasi diperoleh dari sistem informasi (information systems) atau
disebut juga processing systems atau information processing systems
atau information-generating systems. Menurut Robert K. Leitch dan K.
Roscoe Davis, ("Accounting Information Systems", Prentice-Hall, New
Jersey, 1983) hal 6 Sistem Informasi adalah :
Suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan
transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi
dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan
laporan-laporan yang diperlukan.
Komponen Sistem Informasi
John Burch dan Gary Grudnitski, ("Information Systems Theory and
Practice", John Wiley and Sons, New York, 1986) mengemukakan bahwa sistem
informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebutnya sebagai blok bangunan
(block building).
Block building ini kemudian
dibagi menjadi :
1 Blok masukan (input block)
2 Blok model (model block)
3 Blok keluaran (output block)
4 Blok teknologi (technology block)
5 Blok basis data (data base block)
6 Blok kendali (controls block)
Gambar 2.3 Blok Bangunan
2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi
Manajemen
Dalam organisasi bisnis, harus ada hubungan timbal balik dan keterkaitan
yang erat antara setiap fungsi manajemen dengan setiap teknik manejemen agar
kondisi sinergi bisa tercapai. Fungsi manajemen menjelaskan apa yang dilakukan
dan bagaimana mengendalikan sumber daya agar tujuan bisa dicapai dari dalam
melakukan hal ini bersandar pada pengetahuan teknik manajemen. Untuk mewujudkan
keterkaitan antara setiap fungsi manajemen dengan setiap teknik manajemen,
dibutuhkan sistem informasi manajemen yang akan melingkupi seluruh fungsi dan
teknik manajemen. Sistem Informasi Manajemen ini bertugas mengumpulkan,
menyimpan dan mengolah data untuk akhirnya menyajikan informasi kepada semua
tingkatan manajemen berkaitan dengan fungsi manajemen dalam pengelolaan sumber
daya. Sistem informasi manajemen bertujuan menunjang proses pengambilan
keputusan dalam melaksanakan fungsi manajemen pada berbagai tingkatan
manajemen, dengan mewujudkan hubungan timbal balik dan keterkaitan informasi
antar bagian organisasi sehingga sinergi organisasi dapat tercapai.
Gregory M. Scott, ("Prcinciples of Management Information
Systems", McGraw-Hill, New York, 1986) mengemukakan pengertian Sistem
Informasi Manajemen adalah sebagai berikut :
Sistem Informasi Manajemen adalah
kumpulan dari interaksi-interaksi sistem-sistem informasi yang menyediakan
infromasi baik untuk kebutuhan manajerial maupun kebutuhan operasi.
Sedangkan Barry E. Cushing, ("Accounting Information Systems and
Bussiness Organizations", Addison Wesley Publishing Company, Philippines,
1974) mengemukakan pengertian Sistem Informasi Manajemen adalah sebagai berikut
:
Sistem Informasi Manajemen adalah
kumpulan dari manusia dan sumber-sumber daya modal di dalam suatu
organisasiyang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk
menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen dalam
kegiatan perencanaan dan pengendalian.
Menurut Frederick H. Wu, ("Accounting Information Systems Theory
and Practice", (International Student Edition: Tokyo: McGraw-Hill Japan,
1984), pengertian Sistem Informasi Manajemen adalah :
Kumpulan dari sistem-sistem yang
menyediakan informasi untuk mendukung manajemen.
Menurut Gordon B. Davis, ("Management Information Systems:
Conceptual Foundations, Structures and Development", International Student
Edition, McGraw-Hill, Kogakusha, 1974) Sistem Informasi Manajemen adalah :
Sistem manusia/mesin yang menyediakan
informasi untuk mendukung operasi, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan
dari suatu organisasi.
Menurut Raymond McLeod, Jr., ("Sistem Informasi Manajemen: Studi
Sistem Informasi Berbasis Komputer", PT. Prenhallindo, Jakarta, ---- )
hal. 30 menyatakan pengertian Sistem Informasi Manajemen sebagai berikut :
Sistem Informasi Manajemen adalah suatu
sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai
dengan kebutuhan sistem serupa
Model Sistem Informasi Manajemen menurut Raymond McLeod, Jr. ini dapat
digambarkan modelnya sebagai berikut :
Gambar
2.4 Model Sistem Informasi Manajemen Raymond McLeod, Jr.
Peranan Sistem Informasi dalam Proses
Manajemen
Peranan sistem informasi dalam kegiatan manajemen adalah menyediakan
informasi untuk menunjang proses pengambilan keputusan yang dilakukan
manajemen. Informasi yang dipakai untuk membantu pengambilan keputusan dilihat
dari asalnya, datang dari luar organisasi (eksternal). Tugas sistem informasi
adalah menyediakan informasi yang bersifat internal. Agar informasi yang
dihasilkan sistem informasi lebih mengena dan berguna bagi manajemen maka harus
dilakukan analisa untuk mengetahui kebutuhan informasi bagi setiap tingkatan
manajemen. Untuk maksud ini harus dimengerti dulu mengenai kegiatan dan tipe
keputusan yang diambil dalam tiap-tiap tingkatan manajemen.
Sistem Informasi dan Kegiatan Manajemen
Ada 3 tingkatan manajemen, yaitu manajemen tingkat atas, menengah, dan
bawah. Masing-masing tingkatan mempunyai tingkatan yang berbeda dan karena itu
pengelolaan informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan juga berbeda.
Pembagian kegiatan manajemen menurut tingkatannya adalah sebagai berikut :
-
Perencanaan strategis, adalah kegiatan manajemen tingkat
atas, yang berupa penetapan tujuan dan penentuan strategi serta kebijaksanaan
yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan. Pengambilan keputusan dalam
perencanaan strategis banyak dipengaruhi kondisi lingkungan yang dinamis dan
serba tak pasti sehingga informasi yang dibutuhkan banyak berupa ringkasan dan
bersifat eksternal. Sistem informasi hanya dapat memberikan informasi untuk
menunjang pembuatan keputusan. Informasi yang diperlukan tidak mempunyai
tingkat akurasi yang tinggi dan seringkali bukan berupa fakta, tetapi hanya
perkiraan saja. Pengalaman dan intuisi banyak berperan dalam pengambilan
keputusan.
-
Pengendalian manajemen, adalah kegiatan manajemen tingkat
menengah yang dilakukan untuk memastikan bahwa organisasi telah melaksanakan
kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi. Pengendalian
manajemen ini dilakukan antara lain dengan menentukan tindakan dan
memformulasikan aturan baru untuk kegiatan operasional, mengalokasikan sumber
daya dan mengukur kinerja. Informasi yang dibutuhkan pengendalian manajemen
berupa laporan-laporan dari pusat pertanggungjawaban yang dilakukan secara
terkoordinasi. Dari laporan-laporan ini dibuat suatu analisa untuk
membandingkan kinerja sesungguhnya dengan rencananya. Berdasarkan analisa itu,
manajemen membuat keputusan-keputusan, misalnya pembuatan sistem operasi baru,
pembuatan anggaran, dan lain-lain.
-
Pengendalian operasional, merupakan kegiatan untuk
memastikan bahwa tindakan-tindakan operasional telah dijalankan dengan efisien
dan efektif. Pengendalian operasional merupakan penerapan keputusan yang telah
dihasilkan oleh tingkatan pengendalian manajemen dan menghasilkan informasi
hasil pelaksanaan tindakan, menghasilkan informasi hasil pelaksanaan tindakan,
pengalokasian sumber daya, dan pengukuran kinerja. Informasi yang dibutuhkan harus
mempunyai tingkat ketepatan tinggi dan bersifat sangat baru. Sistem informasi
pada tingkatan ini bisa disebut menghasilkan keputusan karena keputusan yang
dibuat seringkali berulang rutin dan terstruktur sehingga kebanyakan bisa
diotomatisasikan atau diprogramkan.
Karakteristik
informasi yang dibutuhkan oleh setiap tingkatan manajemen dapat dilihat pada
tabel.
Tabel
2.1 Karakteristik informasi untuk setiap tingkatan manajemen
Karakteristik Informasi |
Pengendalian Operasional |
Pengendalian Manajemen |
Perencanaan Strategis |
Sumber
|
Internal |
<---------> |
Eksternal |
Ruang Lingkup |
Sempit |
<---------> |
Sangat Luas |
Kedetailan |
Sangat detail |
<---------> |
Kurang detail |
Waktu |
Lampau |
<---------> |
Masa depan |
Umur Data |
Sangat baru |
<---------> |
Lama |
Ketelitian |
Tinggi |
<---------> |
Rendah |
Frekuensi |
Sering |
<---------> |
Jarang |
2.5 Sistem Informasi dan Tipe
Keputusan Manajemen
Secara garis besar ada 2
tipe keputusan yang dibuat oleh manajemen, yaitu keputusan yang terstruktur dan
keputusan yang tidak terstruktur.
-
Keputusan
terstruktur, kebanyakan adalah keputusan yang repetitif, rutin, memiliki
prosedur dan informasi yang jelas dan karenanya dapat diprogramkan.
-
Keputusan tidak
terstruktur, adalah keputusan yang tidak memiliki data masukan dan prosedur
yang jelas karena jarang dilakukan sehingga tidak perlu dipersiapkan secara
khusus, dan karena itu keputusan ini tidak dapat diprogramkan.
Istilah "diprogramkan", yang diambil dari istilah komputer, menjelaskan tentang tersedianya proses pemecahan yang otomatis pada suatu masalah. Program adalah serangkaian instruksi untuk melaksanakan sebuat tindakan. Karena hanya ada sedikit sekali persoalan yang dapat dipecahkan secara otomatis, berarti hanya sedikit pula keputusan pada semua tingkatan manajemen berdasarkan informasi yang tersedia. Bila keputusan tidak dapat diotomatisasikan melalui desain sistem informasi ini, maka tujuan sistem informasi tersebut berubah menjadi sistem informasi untuk meningkatkan kemampuan manajemen dalam mengambil suatu keputusan.
2.6 Sistem Informasi dan
Pemakaian Komputer
Sebenarnya sistem
informasi telah ada sejak dulu, yang baru pada saat ini adalah
komputerisasinya. Sebelum ada komputer, teknik sistem informasi manajemen telah
ada untuk memberi manajer sistem informasi yang memungkinkan mereka merencanakan
serta mengendalikan operasi.
Pada saat ini, ketika segala urusan yang berkaitan pemakaian informasi
sudah semakin rumit dan kompleks, maka mutlak diperlukan bantuan komputer. Ada
6 karakteristik komputer sebagai pengolah informasi sebagai alasan tepat dalam
pemakaian komputer, yaitu :
-
Kecepatan.
Dalam distribusi informasi dan pengolahan data, faktor kecepatan sangat
dibutuhkan oleh manajemen.
-
Kapasitas.
Volume data yang sangat besar bisa diolah dengan cepat.
-
Repetitif.
Dalam pengolahan data yang memiliki prosedur sama, pengolahan dengan komputer
akan memakan waktu yang singkat.
-
Input yang
pasti. Komputer membutuhkan input yang pasti, karenanya intuisi dan
pertimbangan bukanlah merupakan atribut mesin.
-
Output yang
akurat. Hasil yang sangat akurat bisa diperoleh dan hal ini tidak terpengaruh
oleh kebosanan dan kelelahan.
Dalam sistem manajemen modern, sebenarnya
tidak perlu lagi dipermasalahkan tentang perlu tidaknya pemakaian komputer
dalam sistem informasi. Yang menjadi masalah seharusnya adalah menentukan
bagian mana yang tidak atau menentukan sampai sejauh mana pemrosesan informasi
harus dikomputerisasi. Yang perlu dipikirkan adalah, bahwa meskipun komputer
hanyalah sebuah alat untuk mengolah data tetapi banyak orang dari pihak
manajemen yang memandangnya sebagai elemen sentral sistem informasi. Sikap ini
cenderung terlalu menyanjung dan bahkan akan mengganggu peran komputer yang
sesungguhnya. Peran sebenarnya dari komputer adalah menyajikan informasi untuk
pengambilan keputusan dan perencanaan serta pengendalian operasi.
2.7
Pengenalan WEB
World Wide Web (WWW) atau biasa disebut dengan web, merupakan salah satu sumber daya Internet yang berkembang pesat. Informasi web didistribusikan melalui pendekatan hypertext, yang memungkinkan suatu text pendek menjadi acuan untuk membuka dokumen yang lain. Dengan pendekatan hypertext ini seseorang dapat memperoleh informasi dengan meloncat dari suatu dokumen ke dokumen yang lain. Dokumen-dokumen yang dapat diaksespun dapat tersebar di berbagai mesin dan bahkan diberbagai negara.
Bagai jarring laba-laba, jejaring web telah membentang ke seluruh penjuru dunia. Tidak hanya terbatas pada lembaga-lembaga penelitian yang ingin mempublikasikan hasil riset, web juga banyak digunakan oleh perusahaan bisnis yang ingin mengiklankan produk atau untuk melakukan transaksi bisnisnya.
Sejarah web dimulai pada bulan maret 1989 ketika Tim Berner-Lee yang bekerja di Laboratorium Fisika Partikel Eropa atau yang dikenal dengan nama CERN (Consei European pour la Recherce Nuclaire) yang berada di Genewa, swiss, mengajukan protokol (suatu tatacara untuk berkomunikasi) system distribusi informasi internet yang digunakan untuk berbagai informasi diantara fisikiawan.
Protocol inilah yang selanjutnya dikenal sebagai protocol World Wide Web dan dikembangkan oleh World Wide Web Consortium (W3C). sebagaimana diketahui, W3C adalah konsorsium dari sejumlah organisasi yang berkempentingan dalam pengembangan berbagai standar yang berkaitan dengan web.
Pada awalnya aplikasi web dibangun hanya dengan menggunakan bahasa yang disebut HTML (HyperText Markup Language) dan protocol yang digunakan dinamakan HTTP (Hypertext Transfer Protokol). Pada perkembangan berikutnya , sejumlah skrip dan objek dikembangkan untuk memperluas kemampuan HTML. Pada saat ini, banyak skrip seperti itu antara lain yaitu PHP da ASP, sedangkan contoh yang berupa objek antara lain adalah applet(java).
Aplikasi web sendiri dapat dibagi menjadi :
· Web Statis
· Web Dinamis
Web statis dibentuk dengan menggunakan HTML saja. Kekurangan aplikasi seperti ini terletak pada keharusan untuk memelihara program secara terus menerus untuk mengikuti ssetiap perubahan yang terjadi. Kelemahan ini diatasi dengan model aplikasi web dinamis.
Dengan memperluas kemampuan HTML, yakni dengan menggunakan perangkat lunak tambahan, perubahan informasi dalam halaman-halaman Web dapat ditangani melalui perubahan data, bukan melalui perubahan program. Sebagai implementasinya, aplikasi web dapat dikoneksikan ke basis data. Dengan demikian perubahan informasi dapat dilakukan oleh operator atau yang bertanggungjawab terhadap kemutakhiran data, dan tidak menjadi tanggung jawab pemrogram atau web master.
Pengertian web yang dinamis juga terkadang diartikan sebagai halaman yang dilengkapi dengan animasi gambar, selain dapat berinteraksi dengan basis data.
Arsitektur aplikasi web :
Klien berinteraksi dengan web server, secara internal web server tadi akan berkomunikasi dengan middleware dan middleware inilah yang akan berhubungan dengan basis data (data base).
Web server adalah server yang melayani permintaan klien terhadap halaman web. Apache , IIS (Internet Information Server), dan Xitami merupakan contoh perangkat lunak web server.
Middleware adalah perangkat lunak yang bekerja sama dengan web server dan berfungsi menerjemahkan kode-kode tertentu, menjalankan kode-kode tersebut, dan memungkinkan berinteraksi dengan basis data . PHP, ASP, dan Perl adalah beberapa contoh middleware.
Browser atau web browser adalah perangkat lunak di sisi klien yang digunakan untuk mengakses informasi web. Internet explorer, Netscape, dan Monzila merupakan contoh browser.
Prinsip kerja pengaksesan dokumen web yang berbasis HTML adalah seperti berikut:
1. Browser meminta sebuah halaman ke suatu situs web melalui protocol HTTP.
2. Permintaan diterima oleh web server.
3. Web server segera mengirimkan dokumen HTML yang diminta ke klien.
4. Browser pada klien segera menampilkan dokumen yang diterima berdasarkan kode-kode pemformat yang terdapat pada dokumen HTML.
Dengan menggunakan pendekatan web dinamis dimungkinkan untuk membentuk aplikasi berbasis web (web-based application). Sebagai contoh, system informasi akademis berbasis web memungkinkan seseorang mahasiswa melihat informasi nilai dari matakuliah-matakuliah yang sudah diambilnya dari luar kampus (dimana saja). Selain itu, pada masa semerter baru, mahasiswa dapat memasukkan data krs (kartu rencana studi) melalui internet.
Dari sisi teknologi yang digunakan untuk membentuk Web Dinamis, terdapat dua macam pengelompokan, yaitu:
·Teknologi pada sisi klien (client-side technology), dan
·Teknologi pada sisi server (server-side technology).
Teknologi web pada sisi klien
Teknologi web pada sisi klien diimplementasikan dengan mengirimkan kode perluasan HTML atau program tersendiri dan HTML ke klien. Klienlah yang bertanggung jawab dalam melakukan proses terhadap seluruh kode yang diterima.
Kelemahan pendekatan seperti ini adalah terdapat kemungkinan bahwa browser pada klien tidak mendukung fitur kode perluasan HTML. Sebagai contoh kode VBScript yang dilekatkan pada kode HTML tidak akan berfungsi sekiranya browser yang digunakan klien tidak mendukungnya. Kelebihan teknologi pada sisi klien adalah memungkinkan penampilan yang bersifat dinamis, misalnya menampilkan jam yang terus menerus berubah ataupun untuk membuat animasi gambar yang mengikuti gerakan penunjuk mouse.
Yang termasuk dalam teknologi pada sisi klien:
· Kontrol ActiveX
· JavaApplet
· Skrip sisi-klien (misalnya JavaScript)
Kontrol ActiveX
Adalah suatu komponen yang ditulis dengan menggunakan perangkat lunak seperti visual C++, Visual BASIC, atau Delphi. Jika komponen ini ditambahkan ke dokumen web, maka fungsi yang didukungnya akan tersaji dalam halaman web. Misalnya, kontrol ActiveX dapat digunakan untuk menampilkan grafik tiga dimensi atau bahkan untuk mengimplementasikan permainan (game) yang interaktif.
Di dalam dokumen HTML, kontrol ActiveX dilekatkan melalui tag <OBTECT>. Dalam hal ini server akan mengirimkan kode program yang melibatkan Applet dan HTML itu sendiri.
Sejauh ini ActiveX hanya berjalan di lingkungan Windows, dan hanya browser tertentu (misalnya Internet Explorer) yang dapat memprosesnya.
Java Applet
Applet adalah program yang ditulis dengan menggunakan bahasa pemrograman jave. Program ini dapat diletakkan ke halaman web, melalui tag HTML bernama <APPLET> dan dapat diproses oleh browser yang mendukung java (misalnya Internet Explorer dan Netscape). Dalam hal ini server akan mengirimkan kode applet dan HTML.
Berbeda dengan ActiveX, Applet bersifat cross-platform; artinya, dapat berjalan pada berbagai platform, asalkan platform tersebut mendukung java.
Skrip Sisi-Klien
Adalah kode-kode yang dilekatkan menjadi satu dengan kode HTML dan skrip ini diproses di klien. Dua skrip di sisi klien yang terkenal adalah JavaSkrip dan VBSkrip. JavaSkrip adalah skrip yang sangat popular dan dapat berjalan pada hampir semua browser masa kini. Adapun VBSkrip hanya berjalan di Internet Explorer.
Saat ini skrip yang disebut CSS (Cascading Style Sheets) dan dikenal dengan sebutan Dynamic HTML (DHTML) mulai banyak digunakan. Skrip ini dapat digunakan untuk memformat halaman web dengan definisi skrip ditulis terpisah ataupun menyatu dengan HTML.
Teknologi Web pada Sisi Server
Teknologi web pada sisi server memungkinkan pemrosesan kode didalam server sehingga kode yang sampai pada pemakai berbeda dengan kode asli pada server.
Keuntungan penggunaan teknologi pada sisi server adalah:
1. Mengurangi lalu-lintas jaringan dengan cara menghindari percakapan bolak-balik antara klien dan server.
2. Mengurangi waktu pemuatan kode, mengingat klien hanya mengambil kode HTML saja.
3. Mencegah masalah ketidakkompatibelan browser.
4. klien dapat berinteraksi dengan data yang ada pada server.
5. Mencegah klien mengetahui rahasia kode (mengingat kode yang diberikan ke klien berbeda dengan kode asli pada server).
Beberapa contoh teknologi yang berjalan di server adalah :
1. Common Gateway Interface (CGI)
2. Proprietary Web Server API
3. Active Server Page (ASP)
4. Server-Side JavaSkript
5. Java Servlets dab JavaServer Page (JSP)
6. PHP
Common Gateway Interface (CGI)
Pada awalnya, technology yang umum digunakan untuk menyajikan data yang bersifat dinamis di lingkungan web adalah CGI. Pada prinsipnya CGI dapat ditulis dengan menggunakan bahasa apa aja. Namun, yang paling popular adalah Perl.
Kelemahan CGI terletak pada penciptaan proses sebanyak permintaan dari klien. Jika terjadi jumlah permintaan yang sangat banyak maka akan cendrung melumpuhkan server.
Proprietary Web Server API
Microsoft dan Netscape menciptakan API (Aplication Programming Interface) yang ditujukan untuk membuat aplikasi Web dinamis. Pustaka dari Microsoft dinamakan ISAPI (Internet Server API) dan pustaka yang dibuat oleh Netscape disebut NSAPI (Netscape Server API). Kedua API ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan CGI, karena keduanya dirancang untuk menciptakan sebuah proses saja, sekalipun terdapat banyak permintaan.
Active Server Page (ASP)
ASP merupakan teknologi di sisi server yang paling banyak digunakan dilingkungan windows. Saat ini ASP juga diusahakan untuk berjalan pada platform selain windows. Teknologi lanjutan dari ASP adalah ASP.net.
Server-Slide JavaScript
Server-side JavaScript (SSJS) merupakan buatan Netscape yang ditujukan untuk menyaingi ASP. Dalam prakteknya, skrip ini kurang popular.
Java Servlets dan JavaServer Page (JSP)
Baik JavaServlets maupun Java Server Page menggunakan bahasa java. Oleh karena itu para pemrogram yang telah terbiasa dengan Java dapat memanfaatkan fitur Java untuk membuat program yang canggih. Sayangnya, bahasa Java meskipun tidak sesulit C tetap dianggap rumit bagi pemula. Oleh karena itu, pemakai Java Servlets dan JSP masih kalah dengan ASP atau PHP.
PHP
PHP merupakan skrip yang berjalan di server dan sangat popular dilingkungan Linux. Saat ini PHP dapat berjalan pada berbagai platform, dari UNIX hingga Windows.
2.8 Basis Data (Database)
Basis data (database)
merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan dengan yang lainnya,
tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk
memanipulasinya. Database merupakan salah satu komponen yang penting
dalam sistem informasi, karena merupakan basis dalam menyediakan informasi bagi
para pemakai. Penerapan database dalam sistem informasi disebut dengan database
system.
Sistem basis data (database
system) adalah suatu sistem informasi yang mengintegrasikan kumpulan dari
data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya dan membuatnya tersedia
untuk beberapa aplikasi yang bermacam-macam didalam suatu organisasi.Dengan
sistem basis data ini tiap-tiap orang atau bagian dapat memandang database dari
beberapa sudut pandang yang berbada. Bagian kredit dapat memandangnya sebagai
data piutang, bagian penjualan dapat memandangnya sebagai data penjualan,
bagian personalia dapat memandangnya sebagai data karyawan, bagian gudang dapat
memandangnya sebagai data persediaan.
Semuanya terintegrasi dalam sebuah
data yang umum. Berbeda dengan sistem pengolahan data tradisional, sumber data
ditangani sendiri-sendiri untuk tiap aplikasinya.
2.9 Langkah Perancangan Database
Secara Umum
Dalam membuat suatu
database diperlukan suatu langkah atau tahapan supaya pengorganisasian file
dapat menjadi lebih baik. Langkah utama tersebut adalah
1. Menentukan tipe-tipe file.
Basis data dibentuk dari suatu kumpulan file. File dalam pemrosesan
transaksi dapat digolongkan sebagai berikut :
a.
File induk (Master
file)
b.
File transaksi
(transaction file)
c.
File laporan (report
file)
d.
File sejarah (history
file)
e.
File pelindung
(backup file)
f.
File kerja (working
file)
2. Membuat akses dan organisasi file.
Akses file (file access) adalah suatu
metode yang menunjukkan bagaimana suatu program komputer akan membaca
record-record dari suatu file. File dapat diakses dengan dua cara yaitu secara
urut (sequential access) atau secara langsung (direct access atau
random access). Metode urut dilakukan dengan membaca atau menulis suatu
record di file dengan membaca terlebih dahulu mulai dari record pertama, urut
sampai dengan record yang diinginkan. Metode akses langsung dilakukan dengan
cara langsung membaca record pada posisinya di file tanpa membaca dari record
pertama terlebih dahulu.
Organisasi file adalah
pengaturan dari suatu record secara logika dalam file dihubungkan satu dengan
lainnya. File dapat diorganisasikan secara urut atau secara acak. Walaupun
organisasi file dan pengaksesan file dapat dipandang secara terpisah, tetapi
biasanya pembahasan mengenai organisasi file menyangkut keduanya, yaitu sebagai
berikut :
a.
File urut
merupakan file dengan organisasi urut dengan pengaksesan secara urut pula.
b.
File urut
berindeks atau sering disebut ISAM (Indexed Sequential Access Method) merupakan
file dengan organisasi secara urut dengan pengaksesan secara langsung.
c.
File akses
langsung atau disebut juga dengan file alamat langsung merupakan file dengan
organisasi acak dengan pengaksesan secara langsung.
2.10 Sistem Manajemen Basis Data
Sistem ini merupakan
perangkat lunak yang mengatur proses pengelolaan database. Pengelolaan ini
meliputi pembuatan database, akses terhadap database serta
penyimpanan data dalam database.
Sedangkan pengertian dari database
adalah sekumpulan file-file yang paling berhubungan satu sama lain atau
beberapa kunci penghubung, tersimpan dalam media penyimpanan diluar memori
komputer. Media simpan ini dapat berupa disket, Hardisk.
Database dapat dinyatakan sebagai suatu sistem yang
memiliki karakteristik, antara lain :
1.
Merupakan suatu
kumpulan "interrelated data" yang disimpan bersama tanpa
menggangu satu sama lain atau membentuk kerangkapan data.
2.
Kumpulan data
dalam database dapat digunakan oleh sebuah program aplikasi lebih secara
optimal.
3.
Penambahan data
baru, modifikasi dan pengambilan kembali dari data dapat dilakukan dengan mudah
dan terkontrol.
Data merupakan suatu sumber yang sangat
berguna bagi hampir di semua organisasi. Dengan tersedianya data yang melimpah,
maka masalah pengaturan data secara efektif menjadi suatu hal yang sangat penting
dalam pengembangan sistem informasi manajemen.
Oleh karena itu, maka tujuan dari diadakannya
pengaturan data adalah sebagai berikut :
1.
Menyediakan
penyimpanan data untuk dapat digunakan oleh organisasi saat sekarang dan masa
yang akan datang.
2.
Cara pemasukan
data sehingga memudahkan tugas operator dan menyangkut pula waktu yang
diperlukan oleh pemakai untuk mendapatkan data serta hak-hak yang dimiliki
terhadap data yang ditangani.
3.
Pengendalian
data untuk setiap siklus agar data selalu "up to date" dan dapat
mencerminkan perubahan spesifik yang terjadi di setiap sistem.
4.
Pengamanan data
terhadap kemungkinan penambahan, modifikasi, pencurian dan gangguan-gangguan
lain.
2.11 Teknik Perancangan Database
Dalam perancangan database dikenal dua macam cara :
· Teknik Normalisasi
Cara ini dimulai dari
dokumen dasar yang sudah ada pada sistem atau sudah dipakai sistem tersebut,
data-data pada dokumen dasar tersebut dipisah-pisah menjadi file-file yang tiap
field pada file tersebut bergantung penuh pada kunci utama (field kunci) yang
biasanya dikenal dengan bentuk normal ketiga.
Kemudian setiap file dalam database tersebut ditentukan hubungannya
dengan file-file yang lain dengan cara memasang field tamu pada file-file anak
atau file konektor.
· Teknik Entity Relationship
Langkah ini sering
digunakan pada perancangan sistem, dimulai dengan pembuatan diagram arus data
yang menghasilkan kamus data yang merupakan daftar semua elemen/field yang
dibutuhkan dalam sistem terebut. Dari field-field tersebut dipilih field kunci
yang bersifat unik artinya keseluruhan record dapat dicari dari record
tersebut, kemudian baru dibuat file-file berdasar kunci record tersebut yang
mana elemen/field dalam field tersebut bergantung penuh dengan filed kunci
tersebut. Setelah membuat tabel baru ditentukan relasi dari tiap tabel tersebut
seperti halnya teknik normalisasi.
Baca di lampiran
2.13 Diagram Arus Data (DAD) atau
Data Flow Diagram (DFD)
Untuk memudahkan penggambaran suatu sistem yang ada atau sistem yang
baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa memperhatikan lingkungan fisik
dimana data tersebut mengalir atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan
disimpan, maka kita menggunakan Diagram Arus Data atau Data Flow Diagram.
Diagram alur data merupakan alat yang cukup populer sekarang, karena dapat
menggambarkan arus data di dalam suatu sistem dengan terstruktur dan jelas.
Dalam menggambarkan sistem perlu dilakukan pembentukan simbol, berikut ini
simbol-simbol yang sering digunakan dalam diagram alur data (DAD) :
1. External entity (kesatuan
luar) atau boundary (batasan)
Setiap sistem
pasti memiliki batas sistem yang memisahkan suatu sistem dengan lingkungan
luarnya. Sistem akan menerima input dan menghasilkan output bagi lingkuangan
luarnya. Kesatuan luar merupakan kesatuan di lingkungan luar sistem yang dapat
berupa orang, organisasi atau sistem lain yang berada di lingkungan luarnya
yang akan memberikan input serta menerima output dari sistem. Suatu kesatuan
luar dapat disimbolkan dengan notasi kotak dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar
2.5 Notasi kesatuan luar di DAD
2. Data flow (aliran data)
Arus data pada
diagram arus data diberi simbol panah. Arus data ini mengalir di antara proses,
penyimpanan data dan kesatuan luar. Arus data ini menunjukkan arus atau aliran
data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau hasil dari proses sistem dan
dapat berbentuk sebagai berikut ini :
¨ Formulir atau
dokumen yang digunakan.
¨ Laporan
tercetak yang dihasilkan oleh sistem.
¨ Tampilan atau
output di layar komputer yang dihasilkan oleh sistem.
¨ Masukan oleh
komputer.
¨ Komunikasi
ucapan.
¨ Surat-surat
atau memo.
¨ Data yang
dibaca atau direkam pada suatu file.
¨ Surat isian
yang dicatat pada buku agenda.
¨ Transmisi
data dari satu komputer ke komputer yang lain.
Arus data
sebaiknya diberi nama yang jelas dan mempunyai arti. Nama dari arus data dituliskan
di samping garis panahnya. Simbol untuk arus data dapat dilihat pada gambar di
bawah ini.
Gambar 2.6 Notasi arus data di DAD
3. Proses
Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan orang, mesin atau
komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan
arus data yang akan keluar dari proses. Untuk physical data flow diagram
(PDFD), proses dapat dilakukan oleh orang, mesin atau komputer. Sedangkan untuk
logical data flow diagram (LDFD), suatu proses hanya menunjukkan proses dari
komputer. Suatu proses dapat ditunjukkan dengan simbol lingkaran atau dengan
simbol empat persegi panjang dengan sudut-sudutnya yang tumpul. Berikut ini
simbol untuk proses :
Gambar
2.7 Notasi proses di DAD
Setiap proses harus diberi penjelasan
yang lengkap meliputi :
a. Identifikasi
proses
Identifikasi
ini umumnya berupa angka yang menunjukkan nomor acuan dari proses dan ditulis
pada bagian atas simbol proses
b. Nama Proses
Nama proses
menunjukkan apa yang dikerjakan oleh proses tersebut. Nama proses harus jelas
dan lengkap mengggambarkan kegiatan proses. Nama proses biasanya berbentuk
suatu kalimat yang diawali dengan kata kerja dan letaknya berada di bawah
identifikasi proses.
c. Pemroses
Untuk PDFD yang
menunjukkan proses tidak hanya proses dari komputer, tetapi juga proses manual,
seperti proses yang dilakukan oleh orang, mesin, atau komputer, maka pemroses
harus ditunjukkan. Pemroses ini menunjukkan siapa dan dimana suatu proses
dilakukan. Untuk LDFD yang prosesnya hanya menunjukkan proses komputersaja,
maka pemroses tidak perlu disebutkan. Untuk LDFD, bila pemroses akan disebutkan
dapat juga untuk menyebutkan nama dari program yang melakukan prosesnya.
Keterangan pemroses ini dapat diletakkan di bawah nama proses.
3. Data store (penyimpanan
data)
Simpanan
data pada DFD dapat disimbolkan sebagai berikut :
Gambar
2.8 Notasi simpanan data di DAD
Nama dari data store menunjukkan nama dari file. Untuk PDFD, supaya
memperjelas simpanan data ini, penjelasan mengenai media dari simpanan data
perlu dicantumkan seperti misalnya buku atau arsip atau suatu kotak dan lain
sebagainya. Sedangkan untuk LDFD, penjelasan ini dapat digunakan untuk
identifikasi dari simpanan data yang berguna sebagai acuan dalam merancang database.
Walaupun DAD mempunyai
kebaikan-kebaikan, yaitu dapat menggambarkan sistem secara terstruktur dengan
memecah-mecah menjadi level lebih rendah (decomposition), dapat
menunjukkan arus data di sistem, dapat menggambarkan proses paralel di sistem,
dapat menunjukkan simpanan data, dapat menunjukkan kesatuan luar, tetapi DAD
juga mempunyai keterbatasan. Keterbatasan dari DAD adalah sebagai berikut :
· DAD tidak menunjukkan proses perulangan
(loop)
· DAD tidak menunjukkan proses keputusan
(decision)
· DAD tidak menunjukkan proses
perhitungan
A Ziya Aktas ("Structured Analysis and Design of Information
Systems", Prentice-Hall, New Jersey, 1987) memberikan pemecahan untuk
keterbatasan DAD ini, yaitu dengan menambahakan penggunaan operational operator
(operator hubungan), sehingga kemampuan DAD dapat lebih ditingkatkan. Operator
hubungan ini adalah :
-
* menunjukkan hubungan suatu logika AN
-
0 menunjukkan hubungan suatu logika OR
-
® menunjukkan
hubungan suatu logika XOR